CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 21 Juni 2013

Ibu dan Anak Terpanggang

Imbas PLN Padam, Ditemukan Tewas Berpelukan

SAMARINDA. Padamnya aliran listrik di Samarinda, Balikpapan dan Kukar, benar-benar membawa dampak besar. Tak hanya merugikan para pengusaha yang mengandalkan listrik untuk terus menjalankan usahanya. Namun pemadaman yang berlangsung cukup lama tersebut juga menimbulkan korban jiwa.
Seorang ibu dan anaknya yang masih berusia setahun 3 bulan tewas mengenaskan. Keduanya terpanggang setelah sebuah rumah sekaligus tempat usaha penjualan kayu di Jl Flamboyan, RT 10, Kelurahan Loa Buah, Kecamatan Sungai Kunjang, terbakar, Rabu (19/9) sekitar pukul 03.00 Wita.
Ibu dan bayi malang itu adalah Setiyawati (26) dan Ahmad Halkiyanur, yang masih berusia 15 bulan. Selain itu Mulyadi (30), suami Setiyawati juga mengalami luka bakar. Meski selamat dari maut, Mulyadi mengalami luka bakar di kedua lengan dan telapak tangannya.
Lilin yang digunakan keluarga Mulyadi untuk penerangan, diduga terjatuh lalu menyambar kelambu dan merembet ke kasur serta dinding. Selanjutnya api dengan cepat membesar dan melalap tempat usaha serta keluarga Mulyadi.
Informasi yang diperoleh Sapos, kawasan Loa Buah dan sekitarnya sejak Sabtu (15/6) malam lalu kerap terjadi pemadaman. Sebentar menyala, sebentar padam. Nah, malam kejadian sejak selepas Magrib, kembali terjadi pemadaman aliran listrik. "Seperti biasa, untuk penerangan kami menyalakan lilin dan diletakkan di atas gelas," beber Mulyadi.
Mulanya tak ada masalah. Karena sudah larut, Mulyadi, Setiyawati dan Halkiyanur tidur di kamar. Sebenarnya ada seorang anak Mulyadi lain, cuma sejak beberapa hari belakangan anak sulung Mulyadi bernama Daniyah (5,5) dijemput mertua Mulyadi dan dibawa ke Kota Bangun, Kutai Kartanegara (Kukar).
"Saya punya anak dua, yang pertama bernama Daniyah. Karena liburan sekolah, dia dijemput neneknya dan dibawa ke Kota Bangun. Anak saya itu sekolah TK," kata Mulyadi.
Saat sedang pulas tidur, Mulyadi dan Setiyawati terjaga. Sebab keduanya mencium bau asap. "Ketika saya dan istri bangun, api sudah menyambar dinding rumah yang terbuat dari triplek," imbuh Mulyadi.
Sontak kejadian itu membuat Mulyadi dan Setiyawati panik. Keduanya langsung bangkit dan coba memadamkan api. Mulyadi langsung ke dapur yang hanya disekat triplek dengan kamar, untuk mengambil air.
Kejadiannya menurut Mulyadi berlangsung cepat. Saat dia balik ke kamar untuk menyiramkan air, ternyata api sudah membesar. Api terlihat membakar seisi kamar. Sambil menyiramkan air yang diambil memakai ember plastik, Mulyadi coba berteriak meminta pertolongan warga sekitar.
Mulyadi lalu mencoba balik ke rumah, namun api sudah membumbung tinggi. Teringat dengan anak dan istri tercintanya yang masih dalam rumah, Mulyadi coba menerobos kobaran api. Warga yang mengetahui kejadian itu coba menenangkan Mulyadi, karena takut dia ikut terjebak di kobaran api sambil membantu menyiramkan air.
Usaha warga dan Mulyadi menyelamatkan Setiyawati serta Halkiyanur pun hanya sia-sia. "Saat kejadian kami tak bisa menghubungi unit pemadam kebakaran lain, soalnya HT (Handy Talkie) dan HP tak bisa digunakan karena sinyalnya tak bagus," ujar Abdul Sani, petugas Balakarcana Gagak Putih, Kutai Kartanegara (Kukar).
Dengan menggunakan mesin pompa dan gotong royong warga, selang setengah jam api berhasil dipadamkan. Berkat gerakan cepat warga dan aparat Polsekta Sungai Kunjang yang sigap datang ke lokasi kejadian, api tak sempat merembet ke bangunan lain.
Setelah api padam, warga dan polisi beramai-ramai mengevakuasi jasad Setiyawati yang saat ditemukan dengan posisi sujud sambil memeluk Halkiyanur.
"Ketika kami evakuasi, ibu dan anak itu posisinya seperti orang sujud. Si ibu terlihat memeluk anaknya, seperti hendak melindungi," terang Sani.
Saat ditemukan kondisi Setiyawati dan Halkiyanur sudah gosong. Yang membuat warga terenyuh, ketika diangkat tangan dan kaki Setiyawati terlepas. Warga pun terpaksa memungutnya untuk dimakamkan.
Bahkan saat dimandikan di rumah orangtua Mulyadi di Jl Padat Karya, Gang Durian, Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, kondisinya masih berpelukan dan tak bisa dilepaskan.
Keluarga memutuskan memakamkan ibu dan anak itu dalam satu liang lahat.
"Begitu dapat laporan, kami langsung mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP). Kami melakukan olah TKP dan mengumpulkan keterangan saksi," jelas Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arief Prapto S, melalui Kapolsekta Sungai Kunjang Kompol Harun Purwoko kepada Sapos.
Untuk keperluan penyelidikan, anggota Polsekta Sungai Kunjang sudah memasang garis polisi di sekitar lokasi kejadian. “Penyelidikan masih berlangsung. Kuat dugaan sementara penyebab kebakaran karena lilin kena kelambu, menyambar dinding dan kasur. Jasad korban (Setiyawati dan Halkiyanur, Red) langsung dibawa ke rumah orangtua korban, untuk dimakamkan,” pungkas Harun. (rin/upi)

Selasa, 18 Juni 2013

Peran Pendidikan Islam dalam Pembentukan Kepribadian Anak

Dalam kehidupan manusia, tingkah laku atau kepribadian merupakan hal yang sangat penting sekali, sebab aspek ini akan menentukan sikap identitas diri seseorang. Baik dan buruknya seseorang itu akan terlihat dari tingkah laku atau kepribadian yang dimilikinya. Oleh karena itu, perkembangan dari tingkah laku atau kepribadian ini sangat tergantung kepada baik atau tidaknya proses pendidikan yang ditempuh.

Proses pembentukan tingkah laku atau kepribadian ini hendaklah dimulai dari masa kanak-kanak, yang dimulai dari selesainya masa menyusui hingga anak berumur enam atau tujuh tahun. Masa ini termasuk masa yang sangat sensitif bagi perkembangan kemampuan berbahasa, cara berpikir, dan sosialisasi anak. Di dalamnya terjadilah proses pembentukan jiwa anak yang menjadi dasar keselamatan mental dan moralnya. Pada saat ini, orang tua harus memberikan perhatian ekstra terhadap masalah pendidikan anak dan mempersiapkannya untuk menjadi insan yang handal dan aktif di masyarakatnya kelak.

Pentingnya pendidikan Islam bagi tiap-tiap orang tua terhadap anak-anaknya didasarkan pada sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanya-lah yang menjadikannya nasrani, yahudi atau majusi (HR. Bukhari). Hal tersebut juga didukung oleh teori psikologi perkembangan yang berpendapat bahwa masing-masing anak dilahirkan dalam keadaan seperti kertas putih. Teori ini dikenal dengan teori “tabula rasa”, yang mana teori ini berpendapat bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan bersih; ia akan menerima pengaruh dari luar lewat indera yang dimilikinya. Pengaruh yang dimaksudkan tersebut berhubungan dengan proses perkembangan intelektual, perhatian, konsentrasi, kewaspadaan, pertumbuhan aspek kognitif, dan juga perkembangan sosial. Akan tetapi, perkembangan aspek-aspek tersebut sangat dipangaruhi oleh lingkungan sang anak tersebut.

Konsep Pendidikan Islam

Menurut konsep dalam Islam, proses tarbiyah (pendidikan) mempunyai tujuan untuk melahirkan suatu generasi baru dengan segala ciri-cirinya yang unggul dan beradab. Penciptaan generasi ini dilakukan dengan penuh keikhlasan dan ketulusan yang sepenuhnya dan seutuhnya kepada Allah SWT melalui proses tarbiyah. Melalui proses tarbiyah inilah, Allah SWT telah menampilkan peribadi muslim yang merupakan uswah dan qudwah melalui Muhammad SAW. Peribadinya merupakan manifestasi dan jelmaan dari segala nilai dan norma ajaran Al-Qur’an dan sunah Rasulullah SAW.

Islam menghendaki program pendidikan yang menyeluruh, baik menyangkut aspek duniawi maupun ukhrowi. Dengan kata lain, pendidikan menyangkut aspek-aspek rohani, intelektual dan jasmani. Maka hal ini, proses pendidikan sangat didukung banyak aspek, terutama guru atau pendidik, orang tua, dan juga lingkungan.
 

Sumber: mkpd.wordpress.com

buku : Ruang Lingkup materi Pendidikan Islam

Minggu, 16 Juni 2013

PANTAI Manggar


PANTAU PANTAI : Kepala UPT Manggar Arif dan Kanit Sabhara Polsek Timur Puji Raharjo memantau kondisi pantai paska penampakan buaya.
BALIKPAPAN –Munculnya buaya air asin (crocodylus porosus) panjang sekitar 3 meter di objek wisata Pantai Manggar, Sabtu (18/5) pukul 09.00 Wita, terus dipantau oleh Kepala Unit Pelaksana Tekhnis (UPT) pantai, Arif. Dia membenarkan kemunculan seekor buaya pada Sabtu lalu. “Bahkan buaya sempat berjemur dekat tower pemantau pantai,” terang Arif saat ditemui di pos UPT Pantai Manggar, Minggu (19/5) siang kemarin.
Bahkan Arif menegaskan kemunculan buaya langsung ditindaklanjuti hingga Minggu (19/5) oleh petugas UPT pantai Manggar dan petugas Polsek Balikpapan Timur. Sebab, hingga kemarin buaya belum tertangkap sehingga dikhawatirkan membahayakan para pengunjung pantai. “Buaya sudah tidak kelihatan lagi di sekitar pantai Manggar.
Kami terus melakukan pencarian buaya dengan menggunakan perahu dari Basarnas, Bananaboat, hingga perahu klotok, kami juga sudah menebar jaring di sepanjang lokasi pantai sembari menyusuri,” tegas Arif. Arif juga melibatkan seorang pawang buaya, dengan harapan buaya tersebut cepat timbul dari permukaan air laut dan dapat segera ditangkap.
“Namun setelah melakukan penyisiran dan pencarian, tidak ada tanda-tanda buaya itu masih berada di wilayah pantai Manggar, bahkan menurut ahli buaya (pawang) diperkirakan buaya telah menuju ke arah muara pantai Manggar,” imbuhnya. Panit Sabhara Polsek Timur Ipda Puji Raharjo membenarkan juga melihat sendiri kemunculan buaya di sekitar areal pantai.
Bahkan seorang anggota Propam Polsek Timur, Rahman sempat memotret buaya menggunakan kamera. “Benar sekali buaya muncul dan kala itu memang kondisinya sedang ada pengunjung, spontan saja setelah mengetahui adanya buaya para pengunjung berlarian menyingkir untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” tutur Puji Raharjo. Namun pihaknya belum bisa memastikan dari mana buaya tersebut.
“Untuk itu saya bersama pak Arif tetap mengimbau kepada para pengunjung pantai agar dapat lebih berhati-hati lagi saat tengah beraktivitas di pantai,” tegas Puji. Sementara kondisi pantai Manggar baik oleh UPT dan petugas Polsek Timur dinyatakan aman dan steril dari buaya. “Namun kewaspadaan tetap kita tingkatkan mana tahu sewaktu-waktu bisa saja buaya itu kembali lagi,” jelas Arif.
Arif sangat berharap pantai dapat benar-benar aman, dan buaya yang sempat berkeliaran dapat segera di tangkap agar tidak meresahkan pengunjung. “Kami yakin sekali buaya sudah tidak ada lagi di sekitar lokasi pantai Manggar,” tegasnya. Sementara menurut beberapa pengunjung buaya menampakan diri dikarenakan lapar. “Biasanya buaya yang nampak mencari mangsa ataupun sebagai tanda, bisa saja buaya yang di maksud buaya jelmaan dan mengisyaratkan sesuatu hal entah apa itu,” urai beberapa pengunjung di pantai.
Sebelumnya buaya ditangkap oleh Babinkamtibmas Teritip Suhama dan warga sekitar, yang mana saat itu buaya memasuki kawasan perkampungan nelayan Teritip. Saat dikonfirmasi, pihak penangkaran Buaya Teritip, pihaknya membantah buaya yang di temukan di wilayah Teritip berasal dari penangkarannya. Untuk diketahui, buaya air asin (Crocodylus porosus) merupakan binatang terbesar di antara reptile lain.
Seekor buaya air asin jantan dewasa rata-rata memiliki panjang 5 meter, dengan berat 500 kilogram. Sedangkan buaya air asin betina dewasa berukuran sepanjang 2,5 – 3 meter. Binatang ini dapat hidup di tengah laut, muara-muara air payau, hinggansungai-sungai berair tawar di wilayah Asia Tenggara dan Australia bagian utara. Menurut penelitian, buaya termasuk hewan yang cerdas.
Reptile ini memiliki insting yang kuat terhadap bahaya. Buaya juga merupakan pemburu yang andal, karena selalu sukses dalam memangsa korbannya. Buaya air asin menggunakan beberapa cara dalam memburu mangsa. Mula-mula binatang ini melakukan pengintaian dari dalam air atau tepi sungai, lalu menunggu sampai si mangsa dekat dengannya, baru kemudian menyergap dan menarik mangsa itu ke dalam air hingga mati tenggelam.


Selasa, 04 Juni 2013

Wisata Di Atas Air "Bontang Kuala"

Mungkin apabila kamu mendengar kata "hunian di atas air atau kampung nelayan", pasti yang terbayang adalah permukiman yang jorok, kotor dan tidak tertata dengan baik. Tidak demikian yang ada di kampung nelayan "Bontang Kuala". Aku jadi ingat waktu pertama kalinya aku datang ke Bontang beberapa tahun yang lalu, aku sempat terpesona dengan kesan pertama yang ada di daerah ini. Jarak tempuh yang sangat dekat dengan Kota Bontang serta akses jalan yang lebar dan asri yang disepanjang jalan akan kita temukan tanaman mangrove yang indah. Selain itu  adanya pedestrian buat pejalan kaki dan tersedianya tempat nongkrong buat pengunjung yang terbuat dari kayu ulin menambah kesan tersendiri pada saat perjalanan menuju Bontang Kuala.Bontang Kuala terletak di bagian timur Kota Bontang dan berhadapan langsung dengan Selat Makassar. Bontang Kuala merupakan perkampungan diatas laut yang sebuah daerah wisata yang penghuninya adalah penduduk asli Bontang. Permukiman ini dihuni kurang lebih sekitar 300 KK yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Bangunan yang ada mayoritas terbuat dari kayu ulin seperti rumah tinggal, halaman, akses jalan, tempat ibadah, rumah makan, gedung olah raga serta ruang terbuka yang menjadi pusat berkumpulnya penduduk setempat dan para pengunjung / wisatawan.Bontang Kuala merupakan daerah wisata laut yang sangat menawan yang ramai dikunjungi wisatawan, 
cafe bontang kuaa
 baik wisatawan dalam maupun luar negeri. Sore hari adalah waktu yang sangat tepat apabila anda ingin menikmati suasana pemandangan laut dengan bersantai sambil menikmati hidangan khas daerah ini. Terdapat pusat wisata kuliner yang terdiri dari restoran dan kafe dengan menu aneka masakan dan minuman khas seperti ikan bakar, kepiting, udang, cumi-cumi, pisang gapit, jajanan khas Bontang Kuala serta Sambal Gami. Restoran dan kafe berada di atas air dan mempunyai ciri khas masing-masing, contohnya terdapat kafe yang berbentuk kapal laut yang berada di atas air yang sangat menarik untuk dikunjungi. Di Bontang Kuala para pengunjung dimanjakan dengan pemandangan alam terbuka dan similir angin dari arah laut serta dapat menikmati keindahan sunset.
Bontang Kuala juga merupakan kawasan yang memberikan keseimbangan antara manusia dan keseimbangan
alam seperti vegetasi hutan mangrove. Pada kawasan wisata ini anda akan disuguhkan pemandangan vegetasi mangrove sepanjang koridor jalan menuju permukiman nelayan Bontang Kuala serta di daerah pesisir pun keberadaan hutan mangrove dan permukiman penduduk berdampingan dalam pelestarian ekosistem dan keindahan kawasan pesisir Bontang Kuala. Pada setiap akhir tahun terdapat perayaan tradisi pesta laut yang menampilkan  beragam atraksi seni tari, budaya, olahraga air serta ritual budaya setempat. Selain itu Bontang Kuala merupakan sentra produksi terasi serta rumput laut dan ikan-ikan laut. Sehingga penduduk sekitar menjual hasil laut produksi mereka dengan menjual oleh-oleh khas Bontang Kuala seperti ikan kering berbagai jenis, terasi, udang kering, manisan, rumput laut dll.